Di pertengahan tahun 2002 adalah awal buat KTP, berlaku 5 tahun... ternyata hari ini habis berlakunya, genap 5 tahun. Kalau dipikir2 5 tahun ngapain saja ya?!
Tanggal ini tentu tidak akan dilupakan oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Ya, tepatnya 3 tahun lalu 26 desember (tanggal milad ku) 2004 Gempa berkekuatan 8,9 SR dan gelombang tsunami tlah memporak porandakan serambi Mekah. Innalillah...
Ketika itu aku sedang ikut Pelatihan Divisi Anti Pemurtadan-DAP FUUI tahap II, jadi tahu nya pas sore.
Apa yang ingin ku tulis hari ini, aku tidak tahu...
Yang jelas, aku awali hari ini dengan beberapa SMS dari beberapa teman yang mengucapkan "Met Milad......", seperti biasa setiap rabu pukul 9.30 aku ngantor ke RSAI, aktivitas yang menginjak 2 bulan aku tekuni. Tak banyak kata ketika pamit pada ortu bahkan tak sempat mencium tangan ibu atau bapak karena memang tidak bertemu. Aku langsung berangkat...
Di Rumah Sakit alhamdulillah semua tugas ku untuk mengunjungi pasien selesai, biasanya ada pasien yang tak sempat aku santuni dalam waktu 2jam kerja.
Apa yang berbeda di hari ini?!
Nampaknya tak ada, kecuali rangkaian sebelum hari ini. Tak biasanya aku mabit ketika ada dibandung karena seperti ada peraturan tak tertulis dikeluarga ku, kalau menginap itu tak boleh, jadi semalam apapun aku akan usahakan pulang. Tapi ini perkara lain, karena malam ahad kemarin Bos Dakwah Kampus beserta rombongan dari Surabaya sana, safari ke kampus ku hingga mabit 2 malam. Ini membuatku mesti mabit dan ini menjadi hal yang tak biasa aku lakukan sebelumnya. Selamat jalan saudaraku... moga perjalanannya lancar dan sukses menanti antum wa antunna, ma'assalaamah wannajah!!!
"Ukhuwah itu bukan terletak pada pertemuan, bukan pula (hanya) pada manisnya ucapan bibir, tapi pada ingatan seseorang terhadap saudaranya didalam do'anya" (Imam Al-Ghazali)
Selasa, 25 Desember 2007
Jumat, 21 Desember 2007
Tak Tergantikan
Bismillah................
Dulu, aku slalu bertanya2, apa yang dilakukan senior2 ku di RS. Al-Islam Bandung. Nggak nyambung banget... masa dari LDK ke Rumah Sakit. Tapi kini ku tahu, apa yang mereka lakukan karena sekarang, aku telah bergabung didalamnya.
Kini tlah 1 bulan ku lalui, setiap pekan 2 x, aku menyantuni pasien di rumah sakit ini. Subhanallah, ada yg tak dpt tergantikan disini. Kami dibawah naungan instalasi kerohanian di bagian santunan pasien dan bimbingan husnul khatimah, yg kerjaannya nengok pasien (memberi motivasi+mendo'akannya). Sepertinya mudah, tapi ternyata semua memerlukan persiapan yg EXTRA. Ruhiyah mesti dijaga, punya wudlu, shalat dluha, qiyamulail klo bisa jgn terlewat. Mengajak dialog pasien itu tidak mudah, karena respon pasien yg beragam. Alhamdulillah kalo wellcome... tapi ada juga yg acuh saat kita datang.
Indahnya silaturrahim disini. Aku terkadang hanya mendengarkan curhatan pasien saja...
ada seorang ibu yg sendirian, tapi Subhanallah bliau tidak masalah tdk ditunngui anaknya, bliau sudah senang jika mendengar anak2nya sehat. Sungguh kasih ibu tidak luntur meski anaknya tidak terlalu berbakti. Suatu hari aku santunan ke Lantai kebidanan, masya Allah, disana aku temui seorang ibu yg berkata, "... tidak adil... tidak adil... kenapa pada saya...". Ternyata sang ibu baru melahirkan anak pertamanya dengan kondisi cacat. Tentu tak mudah meyakinkan seorang ibu dengan kondisi demikian, yg tlah tak yakin akan ke-Maha segalaan Allah SWT.
Ikhwah....
Pengalaman ini tak tergantikan, meski tak banyak yg bisa ku lakukan tapi jadi pendengar setia tlah cukup bagi mereka. Snantiasa-lah motivasi diri kita untuk menjadi solusi bagi orang lain.
khairunnaas anfa uhum linnaas....
Dulu, aku slalu bertanya2, apa yang dilakukan senior2 ku di RS. Al-Islam Bandung. Nggak nyambung banget... masa dari LDK ke Rumah Sakit. Tapi kini ku tahu, apa yang mereka lakukan karena sekarang, aku telah bergabung didalamnya.
Kini tlah 1 bulan ku lalui, setiap pekan 2 x, aku menyantuni pasien di rumah sakit ini. Subhanallah, ada yg tak dpt tergantikan disini. Kami dibawah naungan instalasi kerohanian di bagian santunan pasien dan bimbingan husnul khatimah, yg kerjaannya nengok pasien (memberi motivasi+mendo'akannya). Sepertinya mudah, tapi ternyata semua memerlukan persiapan yg EXTRA. Ruhiyah mesti dijaga, punya wudlu, shalat dluha, qiyamulail klo bisa jgn terlewat. Mengajak dialog pasien itu tidak mudah, karena respon pasien yg beragam. Alhamdulillah kalo wellcome... tapi ada juga yg acuh saat kita datang.
Indahnya silaturrahim disini. Aku terkadang hanya mendengarkan curhatan pasien saja...
ada seorang ibu yg sendirian, tapi Subhanallah bliau tidak masalah tdk ditunngui anaknya, bliau sudah senang jika mendengar anak2nya sehat. Sungguh kasih ibu tidak luntur meski anaknya tidak terlalu berbakti. Suatu hari aku santunan ke Lantai kebidanan, masya Allah, disana aku temui seorang ibu yg berkata, "... tidak adil... tidak adil... kenapa pada saya...". Ternyata sang ibu baru melahirkan anak pertamanya dengan kondisi cacat. Tentu tak mudah meyakinkan seorang ibu dengan kondisi demikian, yg tlah tak yakin akan ke-Maha segalaan Allah SWT.
Ikhwah....
Pengalaman ini tak tergantikan, meski tak banyak yg bisa ku lakukan tapi jadi pendengar setia tlah cukup bagi mereka. Snantiasa-lah motivasi diri kita untuk menjadi solusi bagi orang lain.
khairunnaas anfa uhum linnaas....
Kamis, 20 Desember 2007
Mengawali hidup di usia 24"
Bismillah.............
Tak terasa usia kian berkurang, "Apa yang tlah dicapai?" seolah jadi pertanyaan besar dalam benak ini. Akan kah menjadi seorang Aisyah yg berwawasan luas di usia belia, ataukah sosok pahlawan wanita- R.A. Kartini yg berkarya besar di usia 21 tahun.
Terkadang berpikir yang pasti-pasti saja, tapi relisasi setahun tak seperti yang diharapkan. Target satu tahun lalu yg tlah ditulis seakan tak berani menegur dalam kelalaianku. Namun kini kian kusadari akan perubahan yg terjadi. akademik, dakwah, maisyah, dll. Mungkin juga urusan partner hidup dunia akhirat yg kan menjadi prioritas selanjutnya.
Semua mudah di tulis atau di ucap tapi realisasi adalah kenyataan, bukan hayal ataupun mimpi. seseorang berkata: "punyai target u kehidupan akhirat, dunia pun demikian. Karena tanpa target kita tidak akan bersungguh-sungguh. Ust. abu Syauqi ketika usia 40 berazam u tidak meninggalkan shalat qiyamulail, ya beresin dulu kuliahnya...".
Wahai diri ku... saatnya kau bergerak, putuskan kemana kau malangkah mengarungi kehidupan fana ini...
Tak terasa usia kian berkurang, "Apa yang tlah dicapai?" seolah jadi pertanyaan besar dalam benak ini. Akan kah menjadi seorang Aisyah yg berwawasan luas di usia belia, ataukah sosok pahlawan wanita- R.A. Kartini yg berkarya besar di usia 21 tahun.
Terkadang berpikir yang pasti-pasti saja, tapi relisasi setahun tak seperti yang diharapkan. Target satu tahun lalu yg tlah ditulis seakan tak berani menegur dalam kelalaianku. Namun kini kian kusadari akan perubahan yg terjadi. akademik, dakwah, maisyah, dll. Mungkin juga urusan partner hidup dunia akhirat yg kan menjadi prioritas selanjutnya.
Semua mudah di tulis atau di ucap tapi realisasi adalah kenyataan, bukan hayal ataupun mimpi. seseorang berkata: "punyai target u kehidupan akhirat, dunia pun demikian. Karena tanpa target kita tidak akan bersungguh-sungguh. Ust. abu Syauqi ketika usia 40 berazam u tidak meninggalkan shalat qiyamulail, ya beresin dulu kuliahnya...".
Wahai diri ku... saatnya kau bergerak, putuskan kemana kau malangkah mengarungi kehidupan fana ini...
Langganan:
Postingan (Atom)