Rabu, 31 Desember 2008

Palestina-ku.........

Bismillah...

Sekian waktu tak mengubah nasib mu wahai tanah suci tiga agama. Palestina... Entah sampai kapan konflik berakhir disana. Hari-hari yang dilalui selalu bernafaskan debu-debu perjuangan, bahkan darah merah pengorbanan. Semua menjadi satu gemuruh semangat jihad. Ana yakin dan sangat yakin, Islam akan berjaya.

Yaa Rabb... Satukanlah hati-hati kami untuk senantiasa berjuang dijalan-MU, membantu perjuangan saudara-saudara kami di Palestina, jayakanlah cahaya Islam dimanapun berada, berikanlah kekuatan kepada kami semua untuk istiqamah bersama-MU, izinkan kami menjadi prajurit-prajurit-MU sehingga syahid menjadi akhir dari kehidupan kami di dunia ini... aamiin

Palestina nun jauh disana, namun kita sebagai sesama muslim sudah selayaknya saling membantu. Ana teringat sebuah sms dari salah seorang sahabat seperjuangan dari Lampung sana, redaksinya seperti ini : "Tahukah kita hubungan antara kedua bola mata? Mereka selalu bergerak bersama, melihat dan terpejam bersama, bahkan menangis bersama... Mereka selalu sejalan dalam kebersamaan, meskipun keduanya tidak bisa melihat satu sama lain... Itulah ukhuwah, semoga Allah senantiasa menguatkan pijakan kaki kita dalam kebersamaan karena-Nya..."

Membantu saudara kita di Palestina bisa dengan berbagai cara, salah satunya dengan menunjukkan rasa simpati dan empati kita melalui aksi damai yang insya Allah akan menjadi sebuah dukungan moral bagi perjuangan saudara-saudara kita disana. Atau pun menyalurkan donasi kita melalui badan-badan yang peduli dengan nasib bangsa Palestina, bisa dengan one man one dollar, atau bahkan lebih.

Senin, disaat tahun baru Hijriyah ana putuskan untuk ikut aksi damai Palestina di Jakarta padahal sebelumnya ana sudah putuskan untuk ikut pawai MDA menyambut tahun baru. Tapi ana tidak bisa berdiam diri melihat permasalahan yang lebih besar. Perjalanan Bandung-Jakarta tidaklah seberapa dibanding dengan perjalanan panjang penderitaan rakyat Palestina. Begitupun dengan kegelisahan menghadapi bapak polisi yang berjajar lengkap dengan tameng dan pentungannya, tidak ada apa-apanya dibandingkan saudara-saudara kita yang di bom bardir disana. Berpanas-panas yang hanya sekian jam juga tak sebanding dengan perjuangan di Palestina sana. Apa yang bisa kami lakukan untuk membebaskan Engkau, Palestina-ku.

Selepas aksi, kami masih bisa istirahat sepuasnya, tersenyum, tertawa, bercanda, mengurusi hal-hal kecil dan bahkan sia-sia. Sungguh sangat jauh sekali perbedaan kondisi disana dan disini saudara-ku... Disini selepas aksi masih sempat-sempatnya berphoto, nampang dengan bendera Palestina dan syal di wajah, seolah mujahid sejati. Mungkin kami harus meluruskan niat kembali supaya hanya karena Allah, bukan siapa-siapa. Syahid masih jauh dari kualitas diri ini, jika gelar itu layak disandang pada diri ini, maka ajaklah diri ini bersamamu saudara-saudara-ku para syuhada Palestina... Ana uhibbukum fillah.

Never ending story for jihad Palestina......

Senin, 22 Desember 2008

Selamat Hari Ibu...

Bismillah...

Usap lembut kasih tak henti
Belaian canda menyeriak
Tak hari tak tahun
Semua mengalir ditepi waktu

Kadang amarah hanya tersimpan dalam kata hatimu
Tetaplah kau sayang aku
Mungkin seribu luka dalam dada
Tetapi tetap hanya ada dalam kebisuan

Engkau tegar dalam kepayahan
Engkau bak menteri dalam hal apapun
Menata, mengatur, dan merencanakan
Ibu... dapatkah aku seperti mu...

Dapat melalui kehidupan ini dengan matang..
Penuh pertimbangan, tepat, dan hebat
Cukuplah peluhmu sampai hari ini
Aku harap, esok aku bisa setegar dan sehebat engkau
Menjadi Ratu Rumah Tangga sejati...

Maafkan aku, dihari ini tak dapat ku beri apapun pada mu, tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku harap engkau mengerti. Terimakasih Ibu... Sayang dan cintaku untukmu...

"Selamat Hari Ibu"

Kamis, 04 Desember 2008

Acapella?!

Bismillah...

Menginjak desember ana teringat sesuatu... ya, kado milad beberapa tahun ke belakang dari kakak ana. Setiap ana ingin sesuatu, biasanya kakak ana belikan pas milad. Tapi tidak yang aneh-aneh. Paling buku, kaset, dll. Ana cenderung pendiam tapi dulu sempet jadi maniak nasyid, khususnya aliran acapella. Bagi ana acapella lebih dasyat ruhy-nya dan ngena. Mungkin lain orang lain juga kesukaannya.

Ada beberapa group nasyid yang ana suka, diantaranya Suara Persaudaraan, Mupla, Snada, JV, Gradasi, dan Al-Ginat. Koleksi kaset yang paling banyak Mupla, Al-Ginat ada, SP juga ada. Kalau JV ana pinjam saja karena nampang banget personilnya buat ngeres di mata... (harus ghodul bashor kan), padahal ana suka nasyid-nasyidnya, sayang susah buat jaga hati, afwan ya bro... hehe...

Dulu sekitar tahun 2003 ana main ke rumah teman sekolah di Cikarang, dia bilang kalau nasyidnya SP ada yang berjudul "Reno", waktu itu ana benar-benar penasaran. Dia bilang pokoknya ngegambarin ana banget! Wah, tambah penasan ni...

Lama setelah itu ana jalan-jalan ke toko kaset, dan menemukan kaset yang dimaksud. Tapi sayang ana sedang nggak ada uang waktu itu, jadi cuma lihat dari jauh saja... sedih juga.

Saat ini ana sudah meninggalkan dunia per-nasyid-an, alias jarang dengarkan dan koleksi kaset dan CD nggak nambah sejak 2004. Bagi teman-teman yang mau kasih ana kaset "SP" yang judulnya "Reno" dengan gratisan boleh-boleh saja ya, insya Allah ana terima dengan senang hati... afwan hanya bercanda.

Hobby terkadang ditinggalkan setelah ada aktivitas baru yang lebih diprioritaskan! Bernasyid boleh juga sesekali untuk hilangkan penat-penat aktivitas.

Minggu, 30 November 2008

Sisa...

Bismillah...

Subhanallah... Bulan Dzulhijjah sudah hadir, itu tanda akan berakhirnya Tahun Hijriah. Apakah kita mengakhirinya dengan husnul khatimah atau sebaliknya? Dijawab masing-masing saja. Mungkin besar harapan kita untuk diampuni dosa di satu tahun kebelakang dan satu tahun kedepan dengan memanfaatkan moment shaum sunnah Arafah. Tapi alangkah lebih baiknya jika kita luruskan kembali niat kita hanya semata-mata Lillah...

Pagi tadi ana me-list agenda hari ini, lumayan padat dari pagi sampai maghrib. Alhamdulillahnya ada kesempatan rehat, jadi bisa ke warnet sore ini dengan sisa lelah dan kata-kata. Membina dan dibina adalah alur yang tak terpisahkan, memberi dan menerima begitulah kehidupan berputar. Nikmat yang sangat luar biasa saat kita bisa istiqamah bersama-Nya.

Penat-penat aktivitas rutin mulai menjadi ganjalan dalam lalulintas pikiran, tapi tak mengapa.. Toh hidup terkadang memang lurus-lurus saja, namun kejutan-kejutan menarik terkadang juga menjadi bunga-bunga indah dalam alam nyata.

Lama ana tidak beraktivitas seperti hari ini, dimana hitungan menit benar-benar jadi ukuran. Padahal beberapa bulan lalu ana merasa sudah banyak waktu luang. Intinya menata kembali semua aktivitas kita dengan memanfaatkan kesempatan waktu yang kita miliki, maka insya Allah waktu kita menjadi tidak sia-sia.

Ada satu hal yang menarik di hari tadi. Anak-anak MDA melakukan manasik haji, lokasinya masih disekitar masjid. Karena sudah besar jadi agak mudah di atur. Ada teriakan yang janggal saat melempar jumroh. Apa itu??? Ada anak yang berteriak "turunkan harga BBM...!!!!", eh satu anak malah ikut-ikutan "turunkan harga sembako...!!!". Waduh maksudnya apa dik?! Mungkin ini pikiran yang ada pada anak-anak secara spontan, tapi... bisa jadi ini karena korban berita atau perbincangan dikeluarga. Yang jelas mungkin ini adalah sesuatu yang terekam dalam benak mereka. Ana hanya berharap moga mereka kelak lebih baik dari diri ana, penerus risalah dakwah dan menjadi pemimpin yang adil dan tangguh. Aamiin

Afwan tulisan ini ada dalam lelah...

Rabu, 12 November 2008

Barakallahu...

Bismillah...

Banyak warna melukis akhir bulan oktober dan awal november, berita gembira khususnya. Ana haturkan ucapan Barakallahu... Teruntuk sahabat seperjuanganku sewaktu sekolah, kerja, kost dan menapaki jalan dalam mencari kematangan hidup. Untukmu yang wisuda tanggal 30 Oktober kemarin sahabat Euis Ernawati, moga jadi Ibu Bidan yang baik dan ilmunya bermanfaat bagi ummat..

Barakallahu... kembali ana haturkan untuk adik tim BP-Nas FSLDK Jabar ukhti Lina Herlina yang telah melangsungkan pernikahan tanggal 8 November kemarin dengan akh Sofyan Taufik. Moga bingkai dakwah senantiasa menjadi bekal perjalanan baru antum berdua..

Barakallahu... Teruntuk sahabat2 yang senantiasa memperbaharui keimanannya dalam setiap tapak kehidupan, tetap semangat dan istiqamah. Apapun keputusan yang kita ambil semoga senantiasa disertai dengan lillah. Aamiin

Sabtu, 11 Oktober 2008

Akhawat harus sehat

Bismillah...

Satu tahun sudah ana jalani pekerjaan sebagai penyantun kerohanian, pekerjaan yang bukan sekedar pekerjaan. Tetapi wisata ruhani dan hati. Sungguh banyak hikmah yang dapat ana ambil. Subhanallah...

Sepekan dua kali ana masuk kerja, hanya dua jam saja seharinya. Ringan sepertinya, tetapi perlu persiapan mental dan ruhiyah dalam menghadapi pasien. Wajah senantiasa penuh senyum, adem, ramah, dapat menenangkan pasien tentunya. Lama berjalannya waktu, tanpa disadari akhirnya ana jadi penyantun kerohanian spesialis kebidanan. Entah karena jadwal atau sudah pantas jadi ibu kali ya!

Pasien di Lantai kebidanan memang tidak terlalu banyak, tapi menghadapi pasien yang akan di operasi, akan melahirkan atau anaknya meninggal diperlukan seni komunikasi yang apik dan pengalaman yang tidak sedikit. Disinilah ana mulai mengamati karakteistik pasien setiap harinya, atau hal apa saja yang biasa terjadi. Terkadang dalam satu hari ana menemukan semua bayi yang lahir ikhwan semua atau sebaliknya, ada juga dalam satu hari anak ke-3 semua, atau yang di operasi kista menjadi mayoritas. Namun pernah juga ana menemukan dua ibu yang melahirkan di usia 19 tahun, dan kedua anak ibu tersebut meninggal, innalillah...

Ana banyak terlibat dialog dengan para ibu disana, akhirnya ana menemukan beberapa yang menjadi kendala persalinan para ibu,diantaranya penyakit maag,penyakit asma,tekanan darah tinggi dan HB (-). Ini terkadang membuat ana khawatir dengan kondisi pribadi, dan akhirnya mulai memperbaiki pola hidup-pola makan. Ingat akhawat, jadi ibu tidak mudah. Kesehatan mesti jadi prioritas karena itulah kenikmatan yang luar biasa. Mending dapat suami aghnia walau sakit bisa langsung ditangani, nah kalau tidak maka menyusahkan pribadi dan keluarga tentunya.

Kesimpulannya bukan nyari ikhwan yang kaya tapi jaga kesehatan pribadi karena hadits Nabi yang menyatakan bahwa seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Maka jadilah akhawat yang kuat secara jasadi tanpa melupakan ruhy, fikri, maal, etc.

Semangat!!!

Kamis, 04 September 2008

Tahun Munakahat

Bismillah...

Perjalanan tahun 2008 ini sangat unik, karena hampir di setiap bulannya ana dapat kabar entah tetangga, teman SD sampai kuliah ada yang melangsungkan pernikahan. Sempat berbincang dengan salah seorang rekan, katanya "Tahun ini tahun munakahat teh, lihat saja nanti pasti banyak lagi yang menyusul". Barakallahu fik....

Sahabat, moga dengan antum/na menggenapkan dien ini , kian optimal dalam beramal!
Ana teringat sebuah nasyid dari Suara Persaudaraan, kalau tidak salah seperti ini..

Duhai kekasih hati, ku gubahkan nasyid ini
Sebagai tanda cinta suci, dalam naungan Ilahi
Hari demi hari bersama mu ku lewati
dalam suka dalam duka, dalam menuju ridla-Nya

Ikrarkan bersama untuk tetap dijalan-Nya
Bahtera rumah tangga teladankan Rasul mulia
Didik putra-putri sebagai amanah Ilahi
Bekali akhlak insani jadikan mu'min sejati
Insya Allah...

Indah ya... hehe..
Selamat melakukan perjalanan baru ikhwah, pernikahan itu tak sekedar menyatukan dua insan. Tapi membangun batu bata peradaban!

Kamis, 28 Agustus 2008

Jam malam seorang ukh...

Bismillah...

“Janganlah wanita melakukan safar selama 3 hari kecuali bersama mahramnya.” (Hadits shahih, dikeluarkan oleh Bukhari 2/54, Muslim 9/106, Ahmad 3/7, dan Abu Dawud 1727)

“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan safar (bepergian) selama satu hari satu malam yang tidak disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (Dikeluarkan hadits ini oleh Muslim dan Ahmad)

Taujih hadits diatas ana peruntukkan untuk ana pribadi, karena memang terkadang kurang terjaga. Senang menikmati jaulah sendiri. Padahal sesungguhnya dibalik aturan yang ada, tertanam banyak hikmah. Yakni menjaga dan memuliakan kaum akhawat. Dalam kehidupan keseharian, tidak jarang kaum akhawat yang menjadi korban tindak kriminal, oleh sebab itu proteksi yang dilakukan Islam adalah jika bepergian tidak sendirian. Apalagi malam hari. Selama dua tahun, mungkin dua atau tiga pekan sekali kalau ana mudik ke Bandung, dulu jam 23.00 atau 24.00 masih di jalan. Alhamdulillahnya tidak pernah terjadi hal yang aneh-aneh pada diri ana, kecuali sempat menyaksikan beberapa orang yang sedang mabuk atau sakau mungkin... na'udzubillah...

Jadilah muslimah yang terjaga!

Sabtu, 23 Agustus 2008

Road to Ramadhan

Bismillah...

Allahumma bariklana fii rajabin wa sya'ban wa balighna ramadhan.

Ya Rabb... berkahilah kehidupan hamba di bulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah usia hamba, keluarga, kerabat, sahabat-sahabat dan orang-orang mukmin kepada bulan ramadhan. Amiin

Hadits di atas kian familiar terdengar, sangat indah dan penuh makna isinya meskipun menurut beberapa kajian, hadits diatas ada beberapa perawinya diragukan, alias mungkar. Namun dalam keutamaan amal insya allah hadits ini masih bisa digunakan.

Gersang sepertinya blog ini tanpa sambutan untuk bulan Mulia, oleh sebab itu akan ana katakan dengan terang "MARHABAN YAA RAMADHAN" Jadikanlah kami hamba-hamba yang tidak merugi dibulan ramadhan, mendapatkan malam lailatul qadar, dan menjadi pribadi yang muttaqin. Amiin

Sebelumnya ana ingin mohon maaf atas segala khilaf dan salah kepada siapapun yang pernah bersinergis dengan ana. Moga kita melangkah pada bulan suci dengan hati yang suci pula...

"Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan". Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang puasa? ( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).

Selasa, 19 Agustus 2008

Rehat.. Safari... Bergerak

Bismillah...

Allah Yang Maha Rahim telah menegur ana, lebih dari sepekan ana sakit yang belum pernah ana alami sebelumnya. Entah apa, yang jelas ana tak sempatkan untuk berobat saat itu. alhamdulillah-nya sekarang sudah pulih dan bisa beraktivitas kembali. Sehat itu harus, tapi terkadang diantara kita tidak menyadari apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. Melakukan aktivitas banyak tapi makan tidak di jaga. Bahkan Maag adalah penyakitnya para aktivis dan itu biasa bahkan dimaklumi. Aktivis seharusnya tidak demikian. Karena jika aktivis adalah penebar rahmat untuk yang lain maka dia harus memenuhi hak pribadinya, apa lagi aktivis dakwah.

Barakallah...
Allah menghibur ana. Dua hari setelah pulih, TK dekat rumah mengadakan out bond dan ana jadi pendamping anak-anak. Melihat tingkah mereka membuat ana tertawa, tapi kadang merepotkan. anak-anak banyak maunya, mudah bosan, gak mau diam, dll pokoknya. di hari berikutnya kakak ana ada agenda ke Jateng. Malu memang kalau nebeng. Tapi ana beranikan diri untuk SMS dan bilang, ada lowongan gak? kalau ada ana ikut. Ternyata ada dan ana pun berangkat malam itu.

Ana kira hanya ke Jogja saja agendanya. Ternyata benar-benar travelling, dari Jogja-Magelang-Solo-Semarang-Pekalongan-Tegal. Tiga hari ke banyak kota, hal yang tidak biasa dan luar biasa menghabiskan energi. Subhanallah... dengan kekuatan ukhuwah semua tidak terasa lelahnya. Biasanya ana hanya pergi ke satu kota beberapa hari dengan satu agenda. Tapi yang ini lain. Benar-benar refreshing dan wisata kuliner juga. Hehe....

Dengan keliling Jateng membuat cakrawala baru bagi ana. Dengan membaca dua buku saat itu Serial Cinta-Ust. Anis Matta dan Ten Commitments For Men- Tom Massey. Dua aliran buku yang sangat berbeda. Tapi menjadi sumber inspirasi. Perbedaan lain juga ada dan ini membuat ana bersyukur berada di Jabar khususnya di Bandung. Mengapa demikian? Di Jogja ana merasakan susahnya mencari makanan yang halal karena tempat yang ana singgahi mayoritas non muslim. Malah teman yang baru hari itu ana kenal sampai memuntahkan lagi makanan yang tadi dimakan. alhamdulillahnya dapat info kalau penjual makanan itu orang muslim. Untung dech gak jadi muntahin... hehe...

Hal lain yang berbeda ketika tanggal 17 agustus di Solo. Rombongan yang lain pada belanja. Ana sendiri nunggu di mobil. Gak tahunya ada suara musik terdengar. Ternyata ada arak-arakan yang 17-an. Tahu kah antum apa yang menjadi simbol arak-arakan itu? Sebuah boneka besar berwarna merah-putih sinter claus menjadi maskotnya dengan diikuti banyak kendaraan di belakangnya.

Ana berpikir dan berpikir. Ya Allah, sungguh ana bersyukur berada di tempat yang mayoritas muslim. Jika wilayah Jawa saja seperti ini, bagaimana yang lainnya? Islam menang adalah keniscayaan. Kontribusi kita sangat dinantikan dimanapun, sebagai apapun. Dengan kondisi seperti ini, membuat ana prihatin. Dimanakah muslim mayoritas? Saatnya kita bergerak dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang kita miliki.

Allahu'alam

Rabu, 13 Agustus 2008

Sejenak...

Bismillah...

Pernahkah antum/na berpikir sejenak...
Siapakah yang menyuruh antum/na bergerak dalam dakwah ini?
Siapakah yang menyuruh antum/na menghabiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk dakwah ini?
Siapakah yang menyuruh antum/na rela mengorbankan apa saja yang antum/na miliki untuk dakwah ini?
Semua hanya diri antum/na yang tahu, siapa yang menggerakkan diri, apa motivasi dan apa tujuan akhir sehingga antum/na berada dalam lingkaran dakwah ini.

Tapi kepalsuan kadang menerpa para pengusungnya. Mungkin pada diri ana sendiri-pun. Mengapa demikian? Karena prioritas dalam berdakwah mestinya tidak melupakan eksistensi pokok diri kita. Entah itu sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan, guru, usahawan, dan lain sebagainya. Dan hal ini terkadang dilupakan, sehingga eksistensi awal kita di nomor-dua-kan. Sehingga dikampus tidak jarang para aktivis yang masa kuliahnya menjadi tidak wajar alias panjang dan lama. Ada sebuah pernyataan dari seorang ikhwah "sekarang bukan saatnya berlama-lama kuliah". Memang benar, sekarang serba cepat. Akselerasi adalah sebuah keniscayaan, jadi mesti disadari dari awal sebelum kita bergerak di dunia dakwah agar tidak melupakan eksistensi awal kita sehingga menjadi tawazun.

Mestinya, setelah kita meminang "dakwah" ini, motivasi kita dalam melakukan segala aktivitas kebaikan lebih tinggi, bukannya menurun bahkan tidak produktif. Dengan dakwah semua mesti terarah. Ana teringat saat silaturrahim ke rumah salah seorang ustadz di Bandung. Tentang mentoring kampus, kata beliau dengan mentoring seharusnya dapat mengarahkan jalan hidup pesertanya, dengan acuan di tahun pertama mereka baru ta'aruf (mengenal kampus), di tahun kedua mulai aktif berorganisasi, di tahun ketiga menjadi top-leader, kemudian di tahun keempat fokus ke akademik dan maisyah, kemudian lulus dan langsung menikah. Ideal memang! Tapi terkadang kultur dikampus tidak demikian. Sehingga membuat para aktivis berlama-lama untuk kuliah dan mengkader penerusnya setelah tahun keempat. Harapannya gambaran tadi menjadi pencerahan untuk tidak berlama-lama dikampus, tetapi melakukan langkah-langkah yang tepat di setiap tahunnya. Allahu'alam

Kamis, 31 Juli 2008

Ana dan kenangan dulu..

Bismillah...

Ana ingin cerita tentang Bandung disaat ana masih kecil. Dulu ana dan keluarga tinggal di Jl. Ambon dekat GOR dan Lapangan Saparua. Ana habiskan masa kecil sekitar 6,5 tahun disana. Apa yang ana rasakan saat itu? Sepertinya enjoy-enjoy saja... Namanya juga anak-anak, tidak ada yang dipikirkan, tak ada beban. Yang ana ingat dulu itu sering ada pertunjukan budaya di GOR Saparua. Mulai dari tarian daerah, pertunjukan gajah, sampai ondel-ondel yang membuat ana lari ketakutan. hehe....

Ana suka bermain di daerah Jl. Seram, Taman Maluku, Gasibu kadang-kadang...
Dulu, setiap pagi Ibu selalu membelikanku roti bakar dan bubur kacang hijau... Duh jadi pengen nich. Ada beberapa teman sebaya saat itu, sekitar tiga orang. Dan ada hal yang selalu qta tunggu... Apa itu? Itu adalah angin besar, yang qta sebut angin puyuh. Entah sebesar apa, yang jelas angin itu agak sering mucul waktu ana kecil dan mampu menerbangkan seng yang digunakan sebagai atap kios-kios sekitar Jl. Ambon saat itu. Misi ana dan teman-teman cukup sederhana sebenarnya, mengapa qta senang kalau ada angin puyuh. Itu karena Pohon Asem yang berjajar di sepanjang jalan akan menggugurkan buahnya dan itu adalah panen asem bagi ana dan kawan-kawan, begitupun dengan kedua kakak ana. Sehingga pulang kerumah bisa bawa asem satu kaleng biscuit penuh... Barakah bukan? hehe...
Memang terkadang lucu, mungkin bagi orang dewasa kejadian ini adalah hal yag mengerikan, tapi bagi ana dan kawan-kawan saat itu kejadian ini adalah anugerah...

Mungkin kenangan yang takan terlupakan. Bandung saat itu dingin dan sering hujan

Selasa, 22 Juli 2008

Beres?!

Bismillah...

Subhanallah, akhirnya kegiatan yang telah direncanakan sekian lama beres juga. PUSKOMDAYS, ya agenda besar FSLDK yang membuat ana dan kawan2 SC-OC bisa dikatakan kelimpungan. Tapi alhamdulillah lancar juga, dengan segala keterbatasan yang kami miliki tentunya. Sungguh Allah senantiasa memberikan kemudahan bagi hambanya.

Sejak November lalu, ba'da di putuskan Bandung sebagai tuan rumah kegiatan ini. Sungguh ada beberapa hal yang menghambat kerja kami. Mulai dari birokrasi, acara sampai dengan pendanaan. Namun perhitungan Allah akan sangat berbeda dengan perhitungan hambanya. Yang menurut qta tidak mungkin, akan sangat mudah bagi-Nya. Ana sadari, mungkin ini amanah terakhir ana di agenda dakwah kampus nasional. Ada merasa lega ba'da agenda ini. Namun disisi lain ana merindukan saat2 bersinergis dengan teman2 se-nusantara. Subhanallah, banyak hal yang tak tergantikan dalam hidup ana. Jika hari ini qta masih mengeluh, sungguh sebenarnya Allah telah memberikan segalanya bagi qta, tinggal bagaimana qta menyikapinya.

Moga di episode kehidupan berikutnya, bisa membuat diri ana lebih baik lagi...
Jazakumullah khair tuk semuanya, atas ukhuwahnya dan ide2 cerdasnya. Ana mohon maaf jika tidak optimal. Tuk adik2 dikampus, terus berjuang ya! Estafeta dakwah ini ada ditangan antum/na.

Syukran 'ala juhdikum

Senin, 30 Juni 2008

Apa ya...?

Bismillah...

Subhanallah tiga hari Musyag ditambah dua hari di FSDA membuat pikiran seperti anggota dewan saja yang kerjaannya sidang dan sidang... yang penting membuahkan hasil dan solusi, semua bukan simbolis, ritual tahunan dan bukan pula ajang saling menjatuhkan dan mendebat.

Meski tidak dipungkiri momen besar Fosil Nas atau Da salah satunya adalah ajang melepas rindu dengan teman yang lama tidak bertemu, atau teman chatting dan SMS yang belum pernah bertemu didarat. Apapun tujuannya yang jelas kita semua "punya itikad baik". Lho koq jadi gak nyambung? Ana sedang teringat kata-kata itu yang sering muncul dipertemuan dua hari kemarin.

Siang tadi ada seorang ikhwan nelphon, beliau dari luar kota yang sempatkan jalan-jalan ba'da agenda FSDA. Ana pikir ada yang penting dan mendesak. Ternyata sang ikhwan sedang di pasar baru dan menanyakan tempat jualan kerudung dan berapa harganya. Lucu memang, tapi pertanyaan ringan ini gak bisa ana jawab. Kenapa? Karena ana gak suka belanja, dan memang ada kebiasaan akhwat lainnya yang tidak begitu ana sukai. Mestinya tidak begitu, tapi memang begitu adanya..

Kamis, 26 Juni 2008

Lengser...

Kehidupan ini senantiasa berputar layaknya bumi ini. Ada siang ada malam, ada pagi ada petang. Ada pertemuan ada pula perpisahan, ada awal amanah ada pula akhir amanah...

Selama empat tahun, banyak kisah mewarnai hari-hari ana dalam menapaki jalan dakwah di kampus, meski kadang dengan berlari, berjalan atau tertatih sekalipun. Ikhwah, sungguh takkan tergantikan nikmatnya berada didalam dunia dakwah kampus, hanya kali ini dan takkan berulang. Jangan antum/na sia-siakan apa yang telah ada dihadapan antum/na. Mari berkontribusi dilini manapun.

Sabtu, 14 Juni 2008

Ingat yang dulu...

Bismillah....

Entah kenapa hari ini terasa lelah sekali. Serba tidak "FRESH", mata dan badan terasa lelah. Namun ana pakasakan juga untuk menghadiri walimah teman sekelas hari ini. Kamis dan Jum'at kemarin ana coba untuk tunaikan amanah sehingga harus berkeliling Depok dan Jakarta, tapi Subhanallah banyak sekali hikmah dan ibrah yang dapat ana ambil dari perjalanan ini. Ana jadi teringat taujih dari Ketua Jarmusnas periode lalu, Uni Agustiba dari Unand sana saat syuro BP-SC FSLDK Januari 2007 di Bekasi. Beliau mengungkapkan tiga hikmah yang dapat diambil dari sebuah perjalanan dakwah, yakni: bertambahnya iman dengan ditandai dengan banyaknya amal shaleh, yang kedua bertambahnya ilmu dan yang ketiga bertambahnya ukhuwah. Subhanallah, semua terasakan dan dapat dirasakan. Ana sangat merindukan kabar antum/na semua yang telah menggoreskan tinta perjalanan dakwah ini...

Tidak banyak agenda dikampus, karena memang kuliah tinggal sedikit dan pekan tekun sebelum UAS. Tak terasa dalam hitungan hari amanah dikampuspun akan diwariskan pada "harokawan/harokawati" selanjutnya. Tidak lazim memang istilah ini, tetapi ini dapat disandangkan pada ikhwah kita yang senantiasa produktif dalam dakwah. Moga tetap istiqamah adik-adikku!!!

Ba'da dari warnet kampus, ana bergegas pulang karena adzan telah berkumandang, tak terasa memang. Waktu cepat sekali mengalir dan mampu dibendung oleh siapapun diantara kita kecuali dengan mengefektifkannya dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Tak biasanya ana menoleh kanan kiri kalau jalan, tapi tadi ana ingin sekali menoleh ke sebelah kiri ana dan terbacalah sebuah kata yang mengingatkan ana pada masa-masa SMK dulu.

Kata yang dimaksud adalah "AZIMUTH". Mungkin bagi sebagian orang ini tidak berarti apa-apa. Namun bagi ana kata ini membuat ana ingin tersenyum sendiri. Saat sekolah dulu ditengah padatnya mata pelajaran yang membuat pusing tujuh keliling, dan ditambah guru yang agak "killer" teman-teman memanggilnya, ana dan beberapa teman sepakat membuat komunitas yang disebut dengan "AZIMUTH", kepanjangan dari Assosiation Zomblo Imuth-Imuth. Hehe... Benar-benar ingin ketawa nich! Anggotanya ikhwan dan akhwat yang sekelas juga.

Ana absen satu-satu anggotanya, Biar tak lupa:
1. Andi: Asal Bumi Ayu, sudah lulus dari STTTekstil, sekarang tak ada info.
2. Encep: Asal Ciwidey, sepertinya sudah lulus dari Unikom, tak ada kabar juga
3. Dendi: Asal kab.Bandung, sekarang kerja di Serang-Banten
4. Dadi: Asal Bandung, sekarang kerja di Bandung
5. Acep: Asal mana ya, lupa, tak ada kabar nich..
6. Ace: Asalnya lupa juga+tak ada kabar
7. Saepudin: Asal Bandung, lulus Unpad,sekarang kerja di Jakarta
8. Nur'aisyah: Asal Majalengka, sudah nikah dan menetap di Cikarang
9. Euis: Asal Majalengka, lagi menyelesaikan studi kebidanan
10. Neng Tina: Asal kab.Bandung, kerja di kab.Bandung
11. Uli: Asal Bandung, kerja di Karawang
12. Ika: Asal Bandung, sudah nikah dan kerja di Bandung
13. Ana sendiri

Ana jadi rindu berkumpul lagi dengan kalian. Meskipun dulu hanya sekedar mengerjakan PR bareng, makan bareng, mancing bareng, bicarakan hal-hal ringan, mungkin kedepan kita bisa bicarakan dan lakukan hal yang lebih berarti dibandingkan dulu.
Bagaimana kabar kalian teman? Adakah perubahan dalam diri kalian?! Semoga kedepan lebih baik lagi. Insya Allah

Minggu, 01 Juni 2008

Milad LDM 20th

Bismillah...

Barakallahu fik...
Pagi yang diberkahi, semoga. Pagi tadi ana awali dengan keliling cari bingkai untuk sertifikat LDM AWARD 2008 yang akan diberikan kepada anggota dan pengurus LDM yang dinilai telah berkontribusi positif bagi dakwah ini. Namun ana tidak berhasil menemukan bingkai yang dimaksud. akhirnya berpikir, berpikir, dan berpikir. Mau dibagaimanakan ya!

Sampai juga dikampus diatas pukul 09.00 wib, langsung menuju Aula. Ternyata belum banyak yang hadir, padahal dijadwalkan pukul 08.00 wib semua sudah ON. Ya, ini lah kultur yang masih ada, Ngaret!

Meski alumni hanya beberapa orang yang hadir, setidaknya momen ini menjadi penggugah motivasi bagi kami untuk lebih menggiatkan dakwah thullaby dan sya'bi. Apalagi setelah ada Talk Show LDM dari Masa ke Masa yang menghadirkan para pendahulu dakwah kampus, yakni CDSM, LDK dan LDM. Karena CDSM+LDK = LDM. Selain itu, di putar juga film dokumenter LDM yang belum rampung, tapi alhamdulillah sudah cukup mewakili gambaran eksistensi LDM.

Ada hal yang membuat haru, saat Ketum memberikan prakata pengumuman yang mendapatkan LDM AWARD 2008. Intinya semua Departemen mendapatkan penghargaan karena semua telah berupaya optimal dalam mengemban amanah. Semua kadep/sekdep berjajar di depan panggung, entah apa yang disampaikan Ketum sudah tak terdengar lagi, yang ada hanya haru biru di Aula saat itu. Ana sendiri merasa belum memberikan hal besar tuk dakwah ini. Moga kita senantiasa ikhlas dalam menjalaninya.

Ikhwah, mari pererat ukhuwah, kita goreskan tinta emas sejarah dalam kehidupan ini!
Allahu Akbar!!!

Sabtu, 24 Mei 2008

"Aina nadzoroh?"

Bismillah...

"Aina nadzoroh?" Dimana ya...
pertanyaan itu masih terngiang di telinga ana, saat masih belajar di ma'had. Susah mikirnya, padahal jawabannya hanya "hadzihi hiya nadzoroh". hehe...
Kenapa ana angkat judul ini, karena beberapa hari lalu ana kehilangan kaca mata ana yang setia menemani setiap aktivitas di luar. Alhamdulillah-nya hanya lima hari saja, kalo berlanjut bisa bahaya.

Kaca mata bisa diartikan secara denotatif atau konotatif. Ana disini ingin berbicara kaca mata dalam arti sudut pandang. Ya, sudut pandang ana terhadap sebuah iklan.

Ana miris melihat tayangan iklan yang tidak mendidik, ditengah maraknya tayangan yang berbau pornografi dan mistis. Yang tidak luput dari perhatian ana adalah iklan minuman yang mencerminkan akhlak seorang istri yang tidak baik terhadap suaminya dengan cara menyiramkan minuman tersebut. Na'udzubillah... seperti itukah akhlak seorang istri terhadap suaminya?!

Ikhwah, mungkin itu lelucon atau apalah, sehingga iklannya dibuat seperti itu. Namun dalam pandangan ana ini adalah sebuah iklan yang nyata-nyata tidak mendidik, tidak ada hak bagi seorang istri berbuat demikian kepada suaminya. Inikah cerminan wanita Indonesia masa kini?! Yang berbuat semaunya saat situasi menekannya, tidak berpikir jernih dan reaktif! Antum/na tahu apa jawabannya.

Semoga kita menjadi istri-istri yang berakhlak mulia dan berbakti. amiin

Jumat, 02 Mei 2008

Jaulah ke jaulah....

Bismillah....

Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaha illallah, Allahu Akbar!!!
Sepatutnya kita syukuri akan perjalanan yang begitu indah di anugerahkan oleh sang Maha Pencipta, akan nikmat ukhuwah, nikmat dakwah yang dilandasi oleh tiga kenikmatan sebelumnya, yakni nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat kesehatan. Dan sudah barang tentu tidak melupakan satu nikmat yakni nikmat kesempatan.

Ikhwah....
Tak kehidupan yang kita jalani sangat ditentukan oleh keputusan yang kita ambil. Ke utara kah, barat, timur, selatan, semua terserah ikhtiar kita dengan garis yang telah ditentukan Allah pastinya. Ingin rasanya menuliskan semua pengalaman yang ada akan tetapi tidak semua bisa diungkapkan.

Ahad, 29 April ana jaulah dengan salah seorang jundi ana ke Sukabumi. Meskipun tempatnya di Jabar, ini pertama kali bagi ana. Sebenarnya kondisi kesehatan saat itu kurang baik, akan tetapi panggilan saudara-saudara ana yang memerlukan bimbingan, membuat ana harus melupakan kesehatan ana saat itu. Sukabumi bagi ana adalah sebuah kota yang tidak terlalu ramai, adem, damai. Subhanallah, ada yang membuat ana kagum. Disini mulai muncul LDK-LDK "mungil" yang diharapkan dapat berkontribusi untuk dakwah kampus kedepan. Tak sekedar itu, harapannya dapat menjadi pengusung dakwah dimasyarakat pula.

Apa sebenarnya yang harus dimiliki oleh seorang pengusung dakwah? Hal ini tidak terlepas dari perbekalan diri kita yakni, ruhiyah yang mantap. Karena tanpa perbekalan ini kita tidak dapat bergerak. Bisa jadi jasad kita baik tapi tanpa ruhiyah yang mantap kita tidak akan melangkahkan kaki kita untuk aktivitas dakwah. Kemudian yang harus dimiliki adalah perbekalan ilmu, entah itu ilmu agama, umum, bahkan keterampilan berbicara- public relation. Karena sesungguhnya Rasulullah saw adalah seorang PR yang mampu meloby para pembesar di zaman itu. Perbekalan lain yakni maal, mengapa demikian? Ketika ana diminta untuk datang ke suatu tempat untuk syuro misalnya, chatting membahas agenda dakwah, sms atau apa pun bentuknya maka diperlukan dana. Memang uang bukan segala-galanya tapi segala-galanya perlu uang. Sepakat ya!

Baru satu hari berselang, panggilan itu datang kembali. Ya, ana mesti temani jundiah ana ke Solo untuk mengikuti Seminar Nasional Muslimah dan konsolidasi dakwah muslimah se-Jawa. Harapannya jundi wa jundiah ana sudah bisa dilepas, tapi lagi-lagi seorang mas'ulah tidak akan tega melepaskan jundi/jundiahnya pergi tanpa "perbekalan yang cukup".

Alhamdulillah, selasa malam ana berangkat dan sampai disana rabu pagi, perjalanan 10 jam yang lumayan melelahkan. Namun ini tak lepas dari nikmat dakwah itu sendiri. Sampai di stasiun Jebres ana kontak panitia dan langsung dijemput menuju kostan salah seorang ikhwah disana. Tak lama berselang, setelah agenda pribadi kami menuju gedung SC untuk SEMNAS SMART yang diselenggarakan JN UNS. Ba'da itu ada agenda yang tidak ana sangka yakni sharing dengan Koordinator Jarmusnas Periode 03-04 yang dihadiri juga oleh Jarmusnas. Semangat akhawat, bangsa menantikan karya kita!!!

Kamis pukul10.45 WIB, ana jadwalkan pulang ke Bandung. Tak disangka pukul 08.00 ada salah seorang ikhwah datang ke kostan tempat kami mondok. Beliau langsung memperkenalkan diri dan mengajak kami ke Tawang Mangu- Tempat wisata disana. Setelah sekian menit berpikir kami putuskan ikut, dengan mengeluarkan uang lebih tentunya dari plan semula. Tapi tidak mengapa karena berpikir "kapan lagi?" kesempatan ini.

Menjelang pulang, inginnya beli oleh-oleh dulu. Ternyata kami kesorean- Pasar Klewer sudah tutup. Akan tetapi ikhwah disana tidak surut untuk memberikan yang terbaik pada kami, setelah membeli karcis kami keliling dulu hanya sekedar mencari makanan untuk oleh-oleh. Alhamdulillah dapat juga. Jazakumullah atas ukhuwahnya... Moga Allah SWt mempertemukan kita kembali di majlis yang lebih di ridhai-Nya. Amiin

ONE again, perjalanan pulang 12 JAM


Tetap Semangat, Lebih Semangat dan Terus Semangat!!!

Selasa, 22 April 2008

Teruntuk akhawat....

Bismillah....

Ana persembahkan tulisan ini untuk adik-adik ana yang Milad di bulan April, semoga tulisan ini menjadi bahan evaluasi diri kita untuk menapaki hari-hari kedepan. Uhibbukum Fillah....

From:
Ahmeed Faheem
Date: Sunday, 30 March, 2008 12:47 AM
Subject: Renungan Untuk Muslimah (Kiriman Dari Seorang Akhwat)

Message:

Kriiiing, kriiiiing,kriiiiing, pak pos
lewat tepat di depan sekumpulan akhwat
yang sedang LIQO’ ( ngaji ), tiba-tiba
pak pos menghampiri mereka
“assalamu’alaikum”
“waa’alikumussalam” jawab akhwat serempak
“afwan, ukhti… ini ada surat untuk
mujahidah” kata pak pos
“ooooh… syukron pak”
“ya.. afwan” jawab pak pos singkat,
sesingkat beliau mampir ke tempat itu
“assalamu’alaikum” pamit pak pos

“wa’alaikum salam” jawab jilbaber
serempaktak sabaran merekapun membuka
surat yang baru saja di terimanya
bereweeeek, sebuah amplop berwarna pink
di sobek, lalu seorang murobbiyah pun
membacanya, dan mutarobbbiyah khusyu
mendengarkannya

“ assalamu’alaikum warahmatullahi
wabaraktuh “ seuntai kata dari surat itu
mulai di baca
“wa’alaikum salam warahmatullahi
wabaraktuhu” jawab jilbaber lagi-lagi kompak
“ukhti… yang di nantikan syurga “ satu
persatu murobbiyah mulai mengalirkan
kata-kata surat yang di bacanya

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin
sama dengan besarnya semangat jihadmu
menuju ridho tuhanmu,mungkinkah besarnya
kerudungmu hanya di gunakan sebagai
fashion atau gaya jaman sekarang, atau
mungkin kerudung besarmu hanya di
jadikan alat perangkap busuk supaya
mendapatkan ikhwan yang di idamkan
bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya
akan di jadikan sebagai identitasmu
saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat
dan di kagumi oleh banyak ikhwan

Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak
menjamin bisa menutupi aib saudaramu,
keluargamu bahkan diri antum sendiri,
coba perhatikan sekejap saja, apakah aib
saudaramu, teman dekatmu bahkan
keluargamu sendiri sudah tertutupi,
bukankah kebiasaan buruk seorang
perempuan selalu terulang dengan tanpa
di sadari melalui ocehan-ocehan kecil
sudah membekas semua aib keluargamu, aib
sudaramu, bahkan aib teman dekatmu
melalui lisan manis mu

Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut
sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi
akankah kelembutan suara antum sama
dengan lembutnya kasihmu pada
sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada
fakir miskin dan pada semua orang yang
menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu

Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin
selembut hatimu, akankah hatimu selembut
salju yang mudah meleleh dan mudah
terketuk ketika melihat segerombolan
anak-anak palestina terlihat gigih
berjuang dengan berani menaruhkan jiwa
dan raga bahkan nyawa seklaipun dengan
tetes darah terakhir, akankah selembut
itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu
sekeras batu yang ogah dan cuek melihat
ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin
serajin dengan shalat malammu,
mungkinkah malam-malammu di lewati
dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan
bangun di tengah malam dan di temani
dengan butiran-butiran air mata yang
jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan
tilawah yang tak henti-hentinya berucap
membuat setan terbirit-birit lari
ketakutan, atau sebaliknya, malammu
selalu di selimuti dengan tebalnya
selimut setan dan di nina bobokan dengan
mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan
bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin
bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan
keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut
bergembira menikmati ilmu-ilmunya
seperti yang entum dapatkan, ataukah
antum tidak peduli sama sekali akan
kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan
keluargamu, sehingga membiarkannya
begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam
lubang yang snagat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…cantiknya wajahmumu tidak menjamin
kecantikan hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan diri antum sendiri,
pernahkah antum menyadari bahwa
kecantikan yang antum punya hanya titipan
ketika muda, apakah sudah tujuh puluh
tahun kedepan antum masih terlihat
cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya
di jadikan perangkap jahat supaya bisa
menaklukan hati ikhwan dengan
senyuman-senyuman busukmu

Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke
bumi tidak menjamin sama dengan tundukan
semangatmu untuk berani menundukan
musuh-musuhmu, terlalu banyak musuuh
yang akan antum hadapi mulai dari
musuh-musuh islam sampai musuh hawa
nafsu pribadimu yang selalu haus dan
lapar terhadap perbuatan jahatmu,

Ukhti…tajamnya tatapanmu yang menusuk
hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama
dengan tajamnya kepekaan dirimu
terhadap warga sesamamu mu yang
tertindas di palestina, pernahkah antum
menangis ketika mujhaid-mujahidah kecil
tertembak mati, atau dengan cuek bebk
membiarkan begitu saja, pernahkah antum
merasakan bagaimana rasanya baerjihad
yang di lakukan oleh para
mujahidah-mujahidah teladan

Ukhti…lirikan mamatamu yang
menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat
menggetarkan hati saudaramu yang senang
bermaksiat, coba antum perhatikan dunia
sekelilingmu masih banyak teman,saudara
bahkan keluarga antum sendiri belum
merasakan manisnya islam dan iman mereka
belum merasakan apa yang antum rasakan,
bisa jadi salah satu dari kleuargamu
masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi
dan berprilakaku binatang yang tak
karuan, sanggupkah antum menggetarkan
hati-hati mereka supaya mereka bisa
merasakan sama apa yang kamu rasakan
yaitu betapa lezatnya hidup dalam
kemulyaan islam

Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin
setebal imanmu pada sang kholikmu,
antum adalah salah satu sasaran setan
durjana yang selalu mengiontai dari
semua penjuru mulai dari depan belakang
atas bawah semua setan mengintaimu,
imanmu dalam bahaya, hatimu dalam
ancaman, tidak akan lama lagi imanmu
akan terobrak abrik oleh tipuan setan
jika imanmu tidak betul-betul di jaga
olehmu, banyak cara yang harus antum
lakukan mulai dari diri sendiri, dari
yang paling kecil dan seharusnya di
lakuakn sejak dari sekarang, kapan lagi
coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin
seputih hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan keleuargamu sendiri,
masih kah hatimu terpelihara dari
berbagai penyakit yang merugikan seperti
riya dan sombong, pernahkah antum
membanggakan diri ketika kesuksesan
dakwah telah di raih dan merasa diri
paling wah, merasa diri paling aktif,
bahkan merasa diri paling cerdas di tas
rata-rasat akhwat yang lain, sesombong
itukah haitmu, lallu di manakah
beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin
serajin infakmu ke mesjid atau mushola,
sadarkah antum kalo kotak-kotak
nongkrong di masjid masih terliat
kosongdan menghawatirkan, tidakkah antum
memikirkan infaq sedikit saja, bahkan
kalaupun infaq, kenapa uang yang paling
kecil dan paling lusuh yang antum
masukan, maukah antum di beri rizki
sepelit itu.

Ukhti…rutinnya halaqahmu tidak menjamin
serutin puasa sunnah senin kamis yang
antum laksanakan , kejujuran hati tidak
bisa di bohongi, kadang semangat fisik
begitu bergelora untuk di laksankan
tapi, semangat ruhani tanpa di sadari
turun drastis, puasa yaumul bith pun
terlupakan apalagi puasa senin kamis
yang di rasakan terlalu sering dalam
seminggu, separah itukah hati antum,
makanan fisik yang antum pikirkan dan
ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan,
kita tidak pernah memikirkan bagaimana
akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi

Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin
semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu,
kadang sikap ketusmu terlalu banyak
mengecewakan orang sepanjang jalan yang
antum lewati, sikap ramahmu pada orang
antum temui sangat jarang terlihat,
bahkan selalu dan selalu terlihat cuex
dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya
bagaiamana orang lain akan simpati
terhadap komunitas dakwah yang
memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah
tidak memerlukan antum tapi… antumlah
yang memerlukan dakwah, kita semua
memrlukan dakwah

Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak
menjamin keistiqomahan seperti
rosulullah sebagai panutanmu,

Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin
seramah sikapmu terhadap sang kholikmu,
masihkah antum senang bermanjaan dengan
tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat
malammu?

Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang
mulai merekah dan mewangi, akankah nama
harummu di sia-siakan begitu saja dan
atau sanggupkah antum ketika sang
mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…masih ingatkah antum terhadap
pepatah yang masih teringiang sampai
saat ini bahwa akhwat yang baik hanya
untuk ikhwan yang baik, jadi
siap-siaplah sang syuhada akan
menjemputmu di pelaminan hijaumu

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah
satu-satunya jaminan akan sukses masuk
dalam surga rabbmu.maka, tidak usah
berbangga diri dengan parasmu yang
molek, tapi berbanggalah ketika iman dan
taqwamu sudah betul-betul terasa dan
terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…muhasabah yang antum lakukan
masihkah terlihat rutin dengan
menghitung-hitung kejelekan dan
kebusukan kelakuan antum yang di lakukan
siang hari, atau bahkan kata muhasabah
itu sudah tidak terlintas lagi dalam
hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak
ingat sedikitpun apa yang harus di
lakukan sebelum tidur, antum tidur
mendengkur begitu saja dan tidak pernah
kenal apa itu muhasabah sampai kapan
akhalk busuk mu di lupakan, kenapa
muhasabah tidak di jadikan sebagai
moment untuk perbaikan diri bukankah
akhwat yang hanya akan mendapatkan
ikhwah yang baik

Ukhti…pernahkah antum bercita-cita
ingin mendapatkan suami ikhwan yang
ideal, wajah yang manis, badan yang
kekar, dengan langkah tegap dan pasti,
bukankah apa yang antum pikirkan sama
dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin
mencari istri yang solehah dan seorang
mujahidah, kenapa tidak dari sekarang
antum mempersiapkan diri menjadi
seorang mujahidah yang solehah

Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain
masih ada dan) hinggap dalam diri
antum,seperti bersikap pemalas dan tak
punya tujuan atau lama-lama nonton tv
yang tidak karuan dan hanya kan
mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa
Bantu orang tua, kapan akan menjadi
anak yang biruwalidain, kalau memang itu
terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan
antum akan mendapat gelar mujahidah atau
akhwat solehah,

Ukhti…apakah pandanganmu sudah
terpelihara, atau pura-pura nunduk
ketika melihat seorang ikhwan dan
terlepas dari itu matamu kembali
jelalatan layaknya mata harimau mencari
mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya
menjadi alasan belaka karena merasa
berkerudung


Minggu, 16 Maret 2008

Dadakan

Bismillah...

Puisi buat lomba anak-anak SD di tempat KKN, tak lebih dari 1 jam digarap.


Dalam sujudku ...

Angin malam menusuk kalbu
Keheningan menghempas jiwa
Kala ku lantunkan ayat-ayat Mu
Dalam kehampaan hidup

Ayat demi ayat…
Lembar demi lembar…
Tak ku maknai sepenuhnya
Hanya kelu bibir berucap

Sampai kapankah ini kan kurasakan
Dalam pagi berganti siang
Saat Siang berganti malam
Tak mampu membuatku tersadar

Seolah berjalan tanpa ruh
Berkata tanpa berpikir
Melangkah tanpa tujuan
Berkaca dalam ketiadaan

Hanya dalam sujudku yang panjang
Kurasakan keberadaan-Mu
Mewarnai hari-hariku
Tuk mengharap keridhoan-Mu



Panggilan Jiwa

Saat ku dengar nama mu
Saat ku tahu pengorbanan mu
Saat ku rasakan cinta mu
Mengundang aku tuk selalu mengingatmu

Caci tak membuatmu marah
Sikap kasar tak membuatmu dendam
Hanya kecintaan tulus yang kau berikan
Menjadi uswah sepanjang zaman

Jika aku ada disampingmu
Kan ku berikan pengabdianku
Tuk Rasulullah yang selalu merindu
Ummatnya bersatu padu

Duhai pembawa risalah
Jiwa ini telah memilihmu
Tuk ikuti semua tauladanmu
Di setiap sisi kehidupanmu nan agung



Bingkai Persahabatan

Sahabat…
Hari-hari yang kulalui terasa indah
Saat ku berada bersamamu
Tuk berbagi suka dan duka

Ingin ku ungkap semua perasaan dihati
Berbagi menyemai jalinan abadi
Bersama menitikkan sejarah kehidupan
Yang suci nan terpatri

Indah ukhuwah telah kita reguk
Duka dan luka telah kita lewati
Nasehat bijak telah kita timba
Namun kini kita tak lagi bersama

Biarlah semua berlalu dengan waktu
Bersama kenangan yang biru
Menjadikan kita semakin tahu
Arti persahabatan yang telah lalu

Kisah dalam kehidupan ku…
Tawa yang mewarnaiku…
Tangis haru saat itu…
Takkan mewarnaiku tanpa keberadaanmu
Sahabatku…

Kini hanya do’a yang terucap
Semoga kau selalu dalam lindungan-Nya
Tuk merajut sejarah kehidupan baru
Dan tetap mengingatku

Selasa, 26 Februari 2008

Hari terakhir sebelum........

Bismillah....

Ternyata gak enak ya jadi orang lain, biasa nyebut ana jadi aku. capek rasanya.... Mulai tulisan ini ana panggil diri dengan sebutan ana.... sama saja sich...

Tak terasa jam2 terakhir meninggalkan kampus kian mendekat, tetapi tak ada persiapan yg dirasakan entah dirumah atau kampus. Seperti yg tidak akan pergi saja. Tak jauh dan tak lama memang. Ana hanya meninggalkan kampus dan rumah selama satu bulan saja untuk menggugurkan kewajiban akademik disemester ini (KKN). Tak sekedar itu sebenarnya, akan tetapi dakwah sya'bi yg slama ini mungkin tidak terlalu menjadi prioritas, kini dipaksa untuk berkontribusi disana dengan optimal.

Kita adalah agen dakwah masa depan, apakah masih merasa tidak siap pakai di masyarakat?! Teringat salah seorang guru ana di SMK dulu, beliau bilang "Kita harus ready for use", ya kapan pun dimana pun. Ini terasa ketika terjun di masyarakat. akankah masyarakat menghormati kita karena titel kita?! sarjana misalnya. Tidak ikhwatii... yg dipandang masyarakat adalah skill kita, bagaimana kita bisa berkontribusi untuk mereka. Yg dihormati adalah struktur yg ada dalam masyarakat itu sendiri, pilihan kita adalah beradaptasi dengan mereka.

Pulang dari kampus, mulai ada berita tak sedap dari ibu. Beliau mengabarkan ada dua orang laki2 yg bertamu kerumah ketua RT kami. Mereka menawarka agama baru dengan kompensasi 500ribu, katanya kolektif saja kalo ada lima orang ya dikasih 2,5 juta. astaghfirullah... Geram rasanya mendengar ini. Untungnya menantu ketua RT kami datang dan bilang "500ribu itu bisa dicari di tong sampah!" mereka pun pulang tanpa membawa hasil.

Ikhwatii, ana khawatir dengan kondisi ini. Musuh2 Islam telah kian nyata menantang kita. Entah dengan munculnya kartun nabi lagi atau apalah. Yakinlah bahwa Islam jaya adalah keniscayaan tinggal kita memposisikan diri kita untuk kemenangan itu. Kabbiru!!!

RPH terakhir nich...
haru, tawa, dan sok ngatur masih mewarnai ana hari ini.... Harus meninggalkan adik2 ana di amanah ini rasanya belum sepenuhnya lega. Tapi harus siap untuk melepaskan karena kaderisasi adalah sebuah keharusan dalam sebuah wajihah dakwah. Seorang akh dari Kalbar sana berkata "..insya allah ada yg akan menggantikan ant, karena itu sudah dijanjikan Allah, berikan kepercayaan kepada penerus kita..".

Ikhwatii, betapa berat mengemban amanah. Namun lebih berat lagi ketika kita harus melepaskan amanah dimana kita telah meneguk nikmatnya dakwah ini. Bersama dengan saudara2 seperjuagan menegakkan kalimatullah, dengan modal ruhy, maal, fikri yg pas2an. Mungkin dengan semangat yg naik turun pula. Tapi ikhwatii... ini kan slalu dirindukan, masa2 bersama merencanakan, bersinergis dan beramal dalam wajihah.

Walopun orientasi ana kini berbeda, namun ingatan ana masih pada antum/na. Jundi2 ana yg selalu ana sayangi, meskipun kadang ana omel, tegur. Jangan dimasukan ke dalam hati ya...
ana tetap mengharapkan antum/na berada dalam barisan ini...

1000 semangat 4 my jundi/jundiah....
ana akan merindukan kalian semua dalam hari2 yg ana lalui....

Jumat, 22 Februari 2008

Salam... Amanahkah?!

Bismillah...

Amanah adalah hal yg berat untuk diemban, namun pada kenyataannya banyak diantara kita yg menganggap sepele hal ini. Kita ambil saja satu contoh saja terkait amanah untuk menyampaikan salam kepada salah seorang atau beberapa dari teman kita.

Salah seorang akh berkata : "ana menganggap itu basa basi saja, misalnya 'salam ya untuk semua ikhwah disana', jadi ga ana sampein......."

Saudaraku, miris sebenarnya melihat hal ini. Namun ini adalah sebuah imbal balik dari ketidak hati-hatian kita dalam mengatakan sesuatu. Yang sebenarnya itu bisa berakibat fatal. Jangan di dramatisir! Memang. Hanya saja kita mesti menyadari bahwa yang menyampaikan salam tak ada bedanya dengan yang menerima amanah ini. Maksudnya?!

Jika ada seseorang berkata: "Salam ya untuk All ikhwah disana..."
Maka yang dititipi amanah ini akan bingung kepada siapa harus disampaikan. Ini basa-basi atau bukan! Maka alternatifnya menjadi tidak disampaikan.
Dari sini muncul pertanyaan, Apakah rasional menitipkan salam untuk semua saudara kita untuk satu kampus, satu daerah atau satu wilayah? Dan ketika tidak menyampaikan kepada semua itu kita menjadi berdosa?

Saudaraku, mari kita sadari apa-apa yg kita ucapkan untuk tidak membebani orang lain. Jika yg di ucapkan sekedar basa-basi, maka itu bukanlah masalah. Akan tetapi ketika itu menjadi sebuah amanah, maka kita akan berdosa ketika tidak menyampaikannya.

Semoga tulisan singkat ini menjadi bahan evaluasi bagi diri kita untuk tidak asal bicara, dan berusaha untuk menunaikan amanah sekecil apapun itu.

wallahu'alam

Minggu, 13 Januari 2008

Terlambat

bismillah...

Menunggu adalah hal yang tidak disukai banyak orang. Tetapi terlambat menjadi sebuah hal yang wajar. Mengapa demikian?
Jika kita menunggu kereta di stasiun, jika kita terlambat lima menit saja. Tentu kita akan tertinggal dan harus menunggu jadwal kereta berangkat berikutnya. Namun yang terjadi di keseharian kita, terlambat adalah kultur.
Benarkah demikian?
Bagaimanakah seharusnya kita menyikapi waktu?...

Sabtu, 05 Januari 2008

Allah sayang aku...

Bismillah...

Awal berhijab adalah momen yg sangat berharga bagi ku, meski saat itu masih buka tutup. Semua berproses dan terus berproses sampai akhirnya aku tetap dengan jilbab ku sampai sekarang. Dulu pas mau masuk STM Kimia, aku di antar bapak daftar. Tak disangka ada tawaran fantastik dari bapak ku saat itu, "Bapak dengar kamu dulu ingin pake kerudung, gimana sekarang baju nya mau dibuat panjang saja?". Entah mengapa tanpa berpikir panjang, aku meng-iya-kan tanpa pengetahuan- ilmu nya.

Semua terasa begitu mudah, meski pada akhir-akhir sekolah kembali bergejolak saat bapak dan ibu ku meminta aku masuk TNI. Aneh mungkin, tapi tak aneh bagi keluarga ku. Karena bapak ku bekerja di sana. Namun alhamdulillah, walau dengan waktu yg tidak singkat, orang tua ku mau memahaminya. Aku tetap berjilbab.

Setelah lulus dari sekolah...

bersambung...

Selasa, 01 Januari 2008

mas'ul

bismillah...

Tak biasa seorang mas'ul itu seorang ukh, tetapi yang aku rasakan kondisi menuntut aku untuk menjadi seorang mas'ul. Hingga celoteh al- ukh kepada ku: "Ukh, anti nanti nyamar dulu jadi ikhwan ya, biar bisa gabung sama ikhwan". Sambil tertawa. Aku hanya bisa menyunggingkan senyum pada saudara seperjuangan ku ini. "Ya Allah, senantiasa kuatkanlah aku untuk melangkah dijalan-Mu".

Awalnya, aku tidak terlalu menanggapi apa yang dikatakan al-ukh, tapi nyatanya lain. Ada sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan akhwat. Masalah koordinasi- insya Allah aku slalu menyempatkan, bersikap dan berkata tegas pun aku usahakan. Namun, ada sisi lain yang tak bisa aku lakukan. Aku tidak bisa ta'aruf, tafahum lebih jauh dengan ikhwan, yakni menyangkut mabit. Sebenarnya ini lah momen dimana akan saling terbuka, berbagi, dan memahami. Namun kepincangan terjadi disini. Aku seorang ukh.....!

Ini lah, perlunya penyokong dakwah lain. Meskipun al-ukh bisa mobile sampai malam, mengeluarkan ide cerdas tapi ada satu pos yang tidak bisa dimasukinya.

Sadarilah dukungan dari jundi sangat penting dalam menopang dakwah yang muntijah. Apa pun posisi antum/na jangan lupakan kaderisasi adik-adiknya. Fungsikanlah diri kita sesuai amanah yang diberikan dengan tidak melupakan fitrah.
wallahu'alam