Kamis, 28 Agustus 2008

Jam malam seorang ukh...

Bismillah...

“Janganlah wanita melakukan safar selama 3 hari kecuali bersama mahramnya.” (Hadits shahih, dikeluarkan oleh Bukhari 2/54, Muslim 9/106, Ahmad 3/7, dan Abu Dawud 1727)

“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan safar (bepergian) selama satu hari satu malam yang tidak disertai mahramnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : “Janganlah seorang wanita melakukan safar kecuali bersama mahramnya dan janganlah seorang laki-laki masuk menjumpainya kecuali disertai mahramnya.” Kemudian seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Sungguh aku ingin keluar bersama pasukan ini dan itu sedangkan istriku ingin menunaikan haji.” Maka bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam : “Keluarlah bersama istrimu (menunaikan haji).” (Dikeluarkan hadits ini oleh Muslim dan Ahmad)

Taujih hadits diatas ana peruntukkan untuk ana pribadi, karena memang terkadang kurang terjaga. Senang menikmati jaulah sendiri. Padahal sesungguhnya dibalik aturan yang ada, tertanam banyak hikmah. Yakni menjaga dan memuliakan kaum akhawat. Dalam kehidupan keseharian, tidak jarang kaum akhawat yang menjadi korban tindak kriminal, oleh sebab itu proteksi yang dilakukan Islam adalah jika bepergian tidak sendirian. Apalagi malam hari. Selama dua tahun, mungkin dua atau tiga pekan sekali kalau ana mudik ke Bandung, dulu jam 23.00 atau 24.00 masih di jalan. Alhamdulillahnya tidak pernah terjadi hal yang aneh-aneh pada diri ana, kecuali sempat menyaksikan beberapa orang yang sedang mabuk atau sakau mungkin... na'udzubillah...

Jadilah muslimah yang terjaga!

Sabtu, 23 Agustus 2008

Road to Ramadhan

Bismillah...

Allahumma bariklana fii rajabin wa sya'ban wa balighna ramadhan.

Ya Rabb... berkahilah kehidupan hamba di bulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah usia hamba, keluarga, kerabat, sahabat-sahabat dan orang-orang mukmin kepada bulan ramadhan. Amiin

Hadits di atas kian familiar terdengar, sangat indah dan penuh makna isinya meskipun menurut beberapa kajian, hadits diatas ada beberapa perawinya diragukan, alias mungkar. Namun dalam keutamaan amal insya allah hadits ini masih bisa digunakan.

Gersang sepertinya blog ini tanpa sambutan untuk bulan Mulia, oleh sebab itu akan ana katakan dengan terang "MARHABAN YAA RAMADHAN" Jadikanlah kami hamba-hamba yang tidak merugi dibulan ramadhan, mendapatkan malam lailatul qadar, dan menjadi pribadi yang muttaqin. Amiin

Sebelumnya ana ingin mohon maaf atas segala khilaf dan salah kepada siapapun yang pernah bersinergis dengan ana. Moga kita melangkah pada bulan suci dengan hati yang suci pula...

"Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda : bahwa sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut " Rayyaan". Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang puasa? ( untuk masuk Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).

Selasa, 19 Agustus 2008

Rehat.. Safari... Bergerak

Bismillah...

Allah Yang Maha Rahim telah menegur ana, lebih dari sepekan ana sakit yang belum pernah ana alami sebelumnya. Entah apa, yang jelas ana tak sempatkan untuk berobat saat itu. alhamdulillah-nya sekarang sudah pulih dan bisa beraktivitas kembali. Sehat itu harus, tapi terkadang diantara kita tidak menyadari apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan. Melakukan aktivitas banyak tapi makan tidak di jaga. Bahkan Maag adalah penyakitnya para aktivis dan itu biasa bahkan dimaklumi. Aktivis seharusnya tidak demikian. Karena jika aktivis adalah penebar rahmat untuk yang lain maka dia harus memenuhi hak pribadinya, apa lagi aktivis dakwah.

Barakallah...
Allah menghibur ana. Dua hari setelah pulih, TK dekat rumah mengadakan out bond dan ana jadi pendamping anak-anak. Melihat tingkah mereka membuat ana tertawa, tapi kadang merepotkan. anak-anak banyak maunya, mudah bosan, gak mau diam, dll pokoknya. di hari berikutnya kakak ana ada agenda ke Jateng. Malu memang kalau nebeng. Tapi ana beranikan diri untuk SMS dan bilang, ada lowongan gak? kalau ada ana ikut. Ternyata ada dan ana pun berangkat malam itu.

Ana kira hanya ke Jogja saja agendanya. Ternyata benar-benar travelling, dari Jogja-Magelang-Solo-Semarang-Pekalongan-Tegal. Tiga hari ke banyak kota, hal yang tidak biasa dan luar biasa menghabiskan energi. Subhanallah... dengan kekuatan ukhuwah semua tidak terasa lelahnya. Biasanya ana hanya pergi ke satu kota beberapa hari dengan satu agenda. Tapi yang ini lain. Benar-benar refreshing dan wisata kuliner juga. Hehe....

Dengan keliling Jateng membuat cakrawala baru bagi ana. Dengan membaca dua buku saat itu Serial Cinta-Ust. Anis Matta dan Ten Commitments For Men- Tom Massey. Dua aliran buku yang sangat berbeda. Tapi menjadi sumber inspirasi. Perbedaan lain juga ada dan ini membuat ana bersyukur berada di Jabar khususnya di Bandung. Mengapa demikian? Di Jogja ana merasakan susahnya mencari makanan yang halal karena tempat yang ana singgahi mayoritas non muslim. Malah teman yang baru hari itu ana kenal sampai memuntahkan lagi makanan yang tadi dimakan. alhamdulillahnya dapat info kalau penjual makanan itu orang muslim. Untung dech gak jadi muntahin... hehe...

Hal lain yang berbeda ketika tanggal 17 agustus di Solo. Rombongan yang lain pada belanja. Ana sendiri nunggu di mobil. Gak tahunya ada suara musik terdengar. Ternyata ada arak-arakan yang 17-an. Tahu kah antum apa yang menjadi simbol arak-arakan itu? Sebuah boneka besar berwarna merah-putih sinter claus menjadi maskotnya dengan diikuti banyak kendaraan di belakangnya.

Ana berpikir dan berpikir. Ya Allah, sungguh ana bersyukur berada di tempat yang mayoritas muslim. Jika wilayah Jawa saja seperti ini, bagaimana yang lainnya? Islam menang adalah keniscayaan. Kontribusi kita sangat dinantikan dimanapun, sebagai apapun. Dengan kondisi seperti ini, membuat ana prihatin. Dimanakah muslim mayoritas? Saatnya kita bergerak dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang kita miliki.

Allahu'alam

Rabu, 13 Agustus 2008

Sejenak...

Bismillah...

Pernahkah antum/na berpikir sejenak...
Siapakah yang menyuruh antum/na bergerak dalam dakwah ini?
Siapakah yang menyuruh antum/na menghabiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk dakwah ini?
Siapakah yang menyuruh antum/na rela mengorbankan apa saja yang antum/na miliki untuk dakwah ini?
Semua hanya diri antum/na yang tahu, siapa yang menggerakkan diri, apa motivasi dan apa tujuan akhir sehingga antum/na berada dalam lingkaran dakwah ini.

Tapi kepalsuan kadang menerpa para pengusungnya. Mungkin pada diri ana sendiri-pun. Mengapa demikian? Karena prioritas dalam berdakwah mestinya tidak melupakan eksistensi pokok diri kita. Entah itu sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan, guru, usahawan, dan lain sebagainya. Dan hal ini terkadang dilupakan, sehingga eksistensi awal kita di nomor-dua-kan. Sehingga dikampus tidak jarang para aktivis yang masa kuliahnya menjadi tidak wajar alias panjang dan lama. Ada sebuah pernyataan dari seorang ikhwah "sekarang bukan saatnya berlama-lama kuliah". Memang benar, sekarang serba cepat. Akselerasi adalah sebuah keniscayaan, jadi mesti disadari dari awal sebelum kita bergerak di dunia dakwah agar tidak melupakan eksistensi awal kita sehingga menjadi tawazun.

Mestinya, setelah kita meminang "dakwah" ini, motivasi kita dalam melakukan segala aktivitas kebaikan lebih tinggi, bukannya menurun bahkan tidak produktif. Dengan dakwah semua mesti terarah. Ana teringat saat silaturrahim ke rumah salah seorang ustadz di Bandung. Tentang mentoring kampus, kata beliau dengan mentoring seharusnya dapat mengarahkan jalan hidup pesertanya, dengan acuan di tahun pertama mereka baru ta'aruf (mengenal kampus), di tahun kedua mulai aktif berorganisasi, di tahun ketiga menjadi top-leader, kemudian di tahun keempat fokus ke akademik dan maisyah, kemudian lulus dan langsung menikah. Ideal memang! Tapi terkadang kultur dikampus tidak demikian. Sehingga membuat para aktivis berlama-lama untuk kuliah dan mengkader penerusnya setelah tahun keempat. Harapannya gambaran tadi menjadi pencerahan untuk tidak berlama-lama dikampus, tetapi melakukan langkah-langkah yang tepat di setiap tahunnya. Allahu'alam